Jama'ah Haji Aceh ke Madinah



Madinah Indah Wisata Tempatnya Umroh Murah Di JAKARTA

Para peziarah Aceh yang beberapa waktu lalu telah selesai melaksanakan prosesi puncak ziarah pada hari Rabu (5/9) mulai meninggalkan Kota Mekah untuk Madinah. Jemaat berangkat dengan darat menggunakan bus mulai pukul 14.00 Waktu Arab Saudi (WS) dari maktab masing-masing. Secara nasional, jemaat Kloter ke-38 dari Surabaya menjadi kelompok penerbangan pertama yang pindah ke Madinah pada Jumat (31/8) pekan lalu.

Reporter Serambi, Zulkarnain Jalil, dari Kota Mekkah kemarin melaporkan bahwa ada sembilan bus yang disiapkan untuk setiap penerbangan dari Aceh.

Demi kenyamanan para jamaah, menurut dia, bus telah tiba di hotel peziarah sekitar dua jam sebelum keberangkatan. Dengan cara ini perwira maktab lebih mudah memasukkan barang-barang peziarah lebih dulu ke dalam bagasi bus.

"Sebelum pindah ke Madinah, semua pemimpin kloter Aceh setuju untuk melakukan tawaf wada (tawaf perp terpisah) di pagi hari setelah shalat Fajar," Zulkarnain melaporkan melalui WhatsApp (WA) pesan.

Sebagai informasi, tawaf wada adalah salah satu ritual haji yang sangat berkesan dan menguras air mata para penyembah. Bagaimana tidak, setelah sebulan menikmati ibadahnya yang khidmat di Masjidil Haram, sekarang mereka harus meninggalkan keindahan dan kelezatannya. Hampir tidak ada penyembah yang tidak menangis ketika melakukan tawaf.

"Setiap pemimpin kelompok dan kelompok harus memastikan bahwa tidak ada peziarah dan barang yang tersebar di hotel. Kami dan kepala kelompok juga telah memeriksa semua kelengkapan dokumen sidang seperti paspor dan buku-buku kesehatan," kata Ketua BTJ. -03 Kloter, Drs Taufiq M Daud MPd, seperti dilansir Zulkarnain Jalil kemarin.

Sementara di Madinah, menurut Zulkarnain, semua jamaah Aceh akan ditempatkan di daerah yang dekat dengan Masjid Nabawi. Dia menyebutkan, grup 1 ditempatkan di Wahah An Nazil Hotel sebanyak 137 orang dan di Riyadh Hotel Az Zahra 258 orang, 2 dan 4 pilot di Badr Al Anbariya Hotel, penerbangan ketiga di Millenium Taiba Hotel, dan 5 grup di Arjuwan Hotel Az Zahabi.

Selanjutnya, grup 6 di Elaf El Nakheel Hotel dan Elaf Mishaal Al Salam Hotel, grup 7 di Hotel Arees Al Madina, grup 8 di Hotel Makarim Al Maasi dan Hotel Sama Al Maasi, grup 9 di Hotel Fayruzia Al Khair, kloter 10 di Hotel Jauharat Al Fairuz, angkatan ke-11 di Amjad As Salam Hotel, dan angkatan ke-12 di Sa'adah Al Maasi Hotel.

Beli souvenir
Sebelum berangkat ke Madinah, lanjut Zulkarnain, para peziarah juga tampak sibuk belanja oleh-oleh untuk teman-teman, saudara, dan teman-teman tolan di negara tersebut. "Umumnya peziarah berbelanja di sekitar Masjidil Haram dan di sekitar Mekah. Tapi, yang paling ramai di pusat grosir Pasar Jakfariyah, jaraknya sekitar 1,5 kilometer dari Masjidil Haram," katanya.

Menurut Zulkarnain, senang berbelanja di tempat itu karena dalam transaksi itu Anda bisa menggunakan bahasa Indonesia. Sebab, penjual di sana sudah hapal dan lancar berbahasa Indonesia. Ini menunjukkan bahwa peziarah Indonesia adalah royal dalam pembelanjaan. "Indonesia adalah bagooss," kata salah seorang penjual dengan acungan jempol.

Lihatlah para tetua
Zulkarnain menambahkan, sebelum pergi ke Madinah, para peziarah Aceh juga mengunjungi keluarga salah satu tetua Aceh di Mekah, yaitu almarhum Tgk Syakya bin Muhammad Ali Arsyad Teupin Raya. Mereka diterima oleh istri almarhum yang tinggal di Mekkah 62 tahun yang lalu.

Saat mengunjungi kediaman almarhum Tgk Syakya di daerah Syauqiah, ada antara lain Sekretaris Aceh, Dermawan MM, Prof Jasman J Ma'ruf (Kanselir UTU Meulaboh), Dr Bustami Usman (Ketua IPHI Aceh) dan beberapa Ulama Aceh seperti Abu Madinah dan Waled Abdul Muthaleb

Komentar